Asma'ul Husna

Laman

Thursday 10 July 2014

REHAT

Jiwa-jiwa yg terus kita gunakan mengejar dunia adakalanya perlu direhatkan. Luka hatinya diobati. Imannya disuburkan. Ketaatannya dirapihkan.

Menjadi sbh kebiasaan Muadz bin Jabal mengingatkan para sahabat utk sejenak merapihkan keimanan. "Ijlis bina nu'minu sa'ah. Mari, kita duduk sejenak utk merapikan iman kita."

Muadz dan para generasi terbaik umat ini sadar betapa hiruk pikuk dunia mbawa kecenderungan hati menjadi kian melenakan.

Maka dalam hidup, kita memerlukan semacam terminal rehat, "The elloquency of silence" kata Ivan Illich. Yakni kefasihan dalam diam..

Diam utk mendalami betapa kita terlalu lama disibukan dunia. Diam utk menginsafi betapa terlalu banyak lisan kita berkata-kata.

Akhi, saat kekhusyuan kita semakin jauh. Saat air mata kita kian mengering, dan saat iman tak lagi terasa manis dalam hati.. Saat itulah mungkin Allah tengah mengundang kita pada  terminal rehat di malam-malam sepertiga.

Allahumma ij'alil hayata ziyadatan lana fi kulli khaiir, waj'alil mauta rohatan lana minkulli syarr. Jadikan ya Allah, kehidupan kami sbg sarana menambah segala kebaikan. Dan jadikan kematian kami sebagai rehat dari segala keburukan.

Salam.
Hamba yg tersaruk mengejar Ramadhan

Oleh :
Dea Tantyo
Alumni 61-2006
** @Gamis61 (Keluarga Alumni Rohis SMAN 61 Jakarta) **
#edisi12