Banyak yang bertanya, negara Indonesia menggunakan sistem perekonomian
yang seperti apa sih? Pertanyaan ini terlontar dikarenakan minimnya pengetahuan
masyarakat akan sistem perekonomian yang ada.
fenomena seperti ini sangat disayangkan sekali jika para pendemo,
pembuat onar maupun para perusak tidak dapat menjawab sebuah pertanyaan “apakah
saudara mengetahui sistem perekonomian yang digunakan oleh negara Indonesia
ini?” mayoritas penduduk akan menjawab dengan tegas “TIDAK TAHU”.
Memang apa sistem perekonomian Indonesia saat ini? Sebelum
menjawabnya, perlu diketahui jenis-jenis perekonomian yang ada di dunia, di
antaranya :
a.
Sistem
Ekonomi Sosialis/komunis
Sistem yang menjadikan pemerintah sebagai pusat dari segala macam
kegiatan perekonomian, sampai mengenai hak milik pribadi pun pemerintah pusat
yang mengaturnya.
Dampak dari sistem ini ialah tidak adanya kepemilikan pribadi karena
semuanya diatur oleh pemerintah pusat. Tidak ada orang kaya maupun miskin,
karena pendangan sistem komunis berpandangan bahwa kondisi masyarakat
seharusnya sama-sama rata. Dan tidak adanya kebebasan rakyat dalam menggunakan
sumber daya alam.
b.
Sistem
Ekonomi Kapitalis/Liberal
Sistem yang membebaskan segala macam bentuk kegiatan perekonomian,
rakyat diberikan kebebasan apa saja, dan pemerintah tidak memiliki urusan
dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat.
Dampak dari sistem ini ialah kaum pemodal menjadi kaum yang super
power dan memonopoli segala sesuatunya.
c.
Sistem
Ekonomi Campuran
Kombinasi dari dua sistem yang telah dipaparkan sebelumnya, di mana
rakyat memiliki hak untuk berkreativitas dan pemerintah juga tetap memiliki
peran dalam mengatur jalannya perekonomian.
d.
Sistem
Ekonomi Islam
Sistem yang menggunakan dasar kegiatan perekonomiannya mengacu
kepada Al-Qur’an dan As-sunah, dengan tujuan meratakan kesejahteraan kepada
semua golongan masyarakat tanpa terkecuali.
Ada
apa dengan perekonomian kita ?
Melimpah
ruahnya kekayaan alam, banyaknya pemuda/i harapan bangsa dan cukupnya fasilitas
yang memadai tetap saja masih dihiasi dengan banyaknya pengangguran, orang
miskin bertaburan bagaikan debu beterbangan. Di sisi lain yang kaya semakin
berkuasa dan yang miskin semakin tertindas.
Eksploitasi
terhadap sumber daya alam tak dapat dihindarkan, kesenjangan sosial semakin
merata di mana-mana, itulah fenomena penghias perekonomian Indonesia saat ini.
Bila disimpulkan, maka perekonomian Indonesia saat ini dapat dikatakan
menggunakan sistem Kapitalis/Liberal yang notabene berkiblat kepada Amerika
khususnya. Dapat dikatakan juga bahwa bangsa ini mengadopsi sistem Campuran
karena adanya (sedikit) peran pemerintah dalam mengatur perekonomian negara.
Katanya
Indonesia pemilik mayoritas umat Islam. Adakah peran muslim dalam perekonomian
di Indonesia ?
Banyaknya
jumlah muslim di Indonesia tidak dapat berbuat banyak akan sistem perekonomian
yang menindas, kejadian nyata (penindasan) di depan mata seakan hanya hisan
kecil. Semua ini di karenakan kalahnya bangsa Indonesia akan perang pemikiran oleh
mereka para pembenci Islam, bahkan sampai sistem perekonomian pun disetir oleh
mereka para kaum kapitalis, yang mendoktrin bangsa ini akan kenikmatan duniawi
tanpa haru memikirkan ukhrawi.
Pada awal era
90’ an mulai bermunculan perbankan yang menggunakan sistem syari’ah Islam, dan
terbukti bahwa ketika krisis nasional melanda, sistem ini mampu bertahan
sehingga tidak mengalami kerugian besar. Menjadikan ketertarikan nasabah akan
sistem syari’ah tersebut meningkat, sehingga tidak dapat dipungkiri semakin
banyaknya pengguna sistem syari’ah ini. Hingga saat ini terdapat 11 Bank Umum
Syari’ah (BUS), dan 23 Unit Usaha Syari’ah (UUS). Hal
ini menandakan semakin banyak orang yang tertarik akan sistem perekonomian
dengan basis syari’ah
Lalu,
sistem apakah yang digunakan Indonesia saat ini?
Belum dapat
disimpulkan apa sistem yang benar-benar digunakan oleh negara ini, karena masih
banyaknya campur tangan manusia (serakah) yang tidak memikirkan kesejahteraan
menyeluruh.
Oleh karenanya
sistem yang baik ialah sistem yang mengantarkan kita menuju kebahagiaan dunia
maupun akhirat, sistem yang menjadikan kesejahteraan milik masyarakat
keseluruhan bukan hanya mereka yang kuat dan sistem yang tidak ada spekulasi di
dalamnya.
Bagaimanakah
mengaplikasikannya? Dengan dimulai dari diri sendiri, menyadari akan makna
ke-Tauhidan dan selalu mengingat kematian, dengan mengingat kematian,
keserakahan akan harta tidak akan pernah ada.
Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment