Pernahkah mencoba untuk merenungkan sejenak sebab terjadinya musibah yang beruntun ini…?
Banyaknya kejadian dan bencana
alam didunia akhir-akhir ini seperti pemanasan global yang menyebabkan mencairnya es dikutub,
serta perubahan cuaca yang tak pernah terprediksi sebelumnya.
Tidakkah ”manusia” seharusnya menyadari bahwa kita lah yang membuat segala musibah ini terjadi…bumi tempat berpijak telah dirusak dengan paksa oleh segelintir orang demi kepentingannya sendiri.
Wajar saja jikakalau saat ini bumi mulai
marah. setelah sekian lama dia mencoba tuk diam, berharap manusia menyadari
akan kesalahannya. Tetapi manusia tak pernah sadar akan hal itu sampai saat musibah-musibah ini bermunculan satu persatu yang merugikan manusia itu sendiri..
Bumi, planet terindah yang pernah ada…dia memiliki gunung, lembah, lautan, gurun
pasir yang luar biasa indahnya…Dia memberikan manusia air yang bersih, udara
yang segar dengan pepohonan yang hijau agar manusia bisa hidup sehat dan
tenang…
Bumi diibaratkan seorang ibu. Ibu yang selalu ada
untuk anaknya, selalu menyayangi dan melindungi dari gangguan apapun, rela
berkorban demi anaknya tercinta. rasa sayang bumi terhadap manusia selalu
ditunjukkan dengan perlindungan dari benda-benda luar
angkasa dengan atmosfernya selama ribuan tahun. menjaga manusia dengan
ekosistemnya, tapi apa balasan manusia terhadapnya. manusia membakar dan
menebangi hutan indahnya, membunuh satwa liarnya, mengeluarkan semua isi
perutnya tanpa memperhatikan perawatannya. dengan alasan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.
Kini bumi telah semakin tua. perlahan keindahan
bumi mulai pudar. pegunungan yang hijau dengan pepohonan mulai terlihat rusak dan
gundul. aliran sungai yang jernih dan indah telah kotor dipenuhi sampah dan limbah.
Kelestarian alam yang selama ini ada untuk keselamatan manusia dirusak
oleh manusia itu sendiri.
alangkah lucunya bukan apabila manusia mengedepankan pendidikan tinggi namun pada akhirnya hanya menjadi perusak alam, memonopolinya demi kesejahteraan pribadi tanpa memikirkan apa-apa untuk para keturunannya kelak.
BUMI, apakah kamu lelah ? hingga kau keluarkan apapun yang ada dalam perutmu ?
No comments:
Post a Comment