Selepas dzuhur tadi saya dipertontonkan oleh pemandangan yang 'biasa' ada dimana-mana, akan tetapi barusan suasana hati terasa berbeda dimana sosok laki-laki dengan perawakan kurus dan kondisi tubuh tidak sesempurna kebanyakan dari kita semua sedang menjajakan dagangannya (air mineral) di tangga Masjid Andalusia, Sentul City. Langkah kaki terhenti ketika di ujung anak tangga yang saya pijak dan saya memutuskan kembali untuk membeli air mineral yang sebenarnya saya bisa dapatkan secara cuma-cuma di ruang kampus.
Kalimat kagum dan malu kepadaNya menghiasi isi kepala ketika berjalan menuju ruang kelas di kampus. Kagum karena dengan segala kekurangannya ia masih dapat berusaha untuk tidak menyerah dalam menghadapi hidup ini dengan menjual air mineral. Malu, karena saya dengan kesehatan dan segala kelengkapan yang ada pada tubuh ini masih terbuai dengan kenikmatan yang ada tanpa mensyukuri dan belum berusaha apa-apa.
Sadarilah, kita biasa mendikte hidup ini, bahkan seringkali kita mengkritik dengan mencari kambing hitam untuk keuntungan diri kita sendiri. Kita selalu ingin sesuatu yang lebih tanpa mau merasa kekurangan dan dirugikan. Merasa ingin selalu bahagia tanpa ingin bersusah-susah mencapai kebahagiaan tersebut.
Semoga dengan kejadian ini kita benar-benar tersadarkan untuk lebih bersyukur, lebih semangat dalam menjalani hidup ini, dan lebih menghargai segala sesuatu yang kita miliki. Dan ketika kepala kita mulai besar, keluarlah! segera melangkah ke tempat-tempat kumuh, lihatlah kebahagiaan anak-anak yang bermain dengan segala kekurangannya, dan lihatlah para orang tua yang masih saja bekerja untuk tetap berjuang menjalani hidup ini.
Jangan silau dengan kenikmatan hidup, syukuri apa yang ada.
No comments:
Post a Comment