Pembebasan pengenaan bea masuk (BM) kedelai impor hingga NOL persen mendapat protes dari berbagai kalangan. Kebijakan yang diambil tersebut dinilai tidak berpihak kepada para petani produsen kedelai dalam negri. Terlihat dari banyaknya protes yang dilakukan berbagai pihak atas berjalannya kebijakan ini.
Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menilai kebijakan lain pemerintah yang juga tidak pro petani, yaitu perubahan aturan yang berisi keleluasaan pihak-pihak yang bisa mengimpor kedelai. "seperti, Perusahaan Umum (Perum), Badan Usaha Logistik (Bulog), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Koperasi dan swasta," ujar manajer advokasi dan jaringan KRKP Said Abdullah, Rabu (25/9) (Harian Republika)
Pandangan saya atas hal yang terjadi adalah bahwa pemerintah benar-benar ingin memudahkan para konsumen untuk dapat menikmati pangan kedelai dengan mudah, dengan harga yang murah dan kualitas bagus. Tulisan ini bukan ingin berpihak kepada para pemegang kebijakan, melainkan untuk mengkaji dari berbagai sisi mana saja sehingga terjadi bea masuk yang gratis.
Indonesia dengan limpahan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang sangat banyak memiliki gap yang sangat besar. Kurangnya keahlian serta melimpahnya SDA menjadikan minimnya produk berkualitas yang ada di negri ini. Menjadi kewajiban pemerintah untuk kembali mengkaji ulang agar dapat menyatukan antara keahlian dengan SDA yang ada, sehingga negri ini bisa kuat dari segi produksi barang dalam negri. Memang, kebijakan impor seringkali merugikan Indonesia, mulai dari penyebab utama berkurangnnya devisa sampai menjadikan karakter bangsa yang selalu bergantung kepada produk-produk luar, sehingga orang-orang yang ada di dalam negri merasa enggan untuk turun ke dunia produksi contoh besarnya adalah berkurangnya jumlah petani setiap tahunnya, yang mereka rasakan adalah pemerintah enggan untuk membantu dan menyupport keadaan sektor pertanian di Indonesia.
Bangun kembali negri ini, hilangkan ketergantungan impor dan mulailah berpihak kepada para pahlawan swasembada pangan. Selamatkan Indonesia
No comments:
Post a Comment