Asma'ul Husna

Laman

Monday 2 December 2013

Antara Commuter Line dan Kesabaran



Siang tadi saya sengaja berpergian menggunakan commuter line, berhubung murah dan bisa menghemat waktu daripada harus berpanas-panasan mengendarai motor. Seperti biasa, pemandangan ramai selalu saja saya temui setiap kali menaiki angkutan masal ini. Alhamdulillahnya keadaan kereta Jabodetabek saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun silam. Tidak ada lagi pedagang asongan, pengemis atau tukan bersih-bersih yang berharap mendapatkan penghasilan demi menyambung hidupnya.


Saya sangat bersyukur atas kebijakan yang dilakukan oleh pihak Kereta Api Indonesia (KAI) atas kerja kerasnya menciptakan kebersihan, kenyamanan, serta keamanan. Namun persoalannya saat ini terletak pada para penumpang yang menggunakan jasa commuter line ini. Saya banyak sekali mendapat pelajaran, belajar mengalah kepada orang yang lebih membutuhkan tempat duduk, sampai belajar bersabar karena harus berdiri sepanjang perjalanan.

Siang tadi, ketika kereta sudah sampai tujuan di stasiun Bogor, saya hendak melangkah keluar menunggu pintu otomatis kereta terbuka. Sesaat sebelum pintu kereta terbuka sepenuhnya tubuh saya terdorong dari belakang oleh orang-orang yang hendak turun dan tertahan oleh orang-orang yang hendak buru-buru memasuki gerbong kereta untuk mendapatkan tempat duduk. Sungguh, sebuah posisi yang kurang menguntungkan, sampai-sampai orang yang berada tepat dipinggir saya mendorong dengan kasar bapak-bapak yang hendak masuk seraya berteriak. SABAAAR.....dan melayangan tangannya. Dilanjukan pertengkaran yang saya tidak menghiraukannya.

Dengan langkah kaki cepat menyusuri jalan menuju pintu keluar kepala saya hanya diisi bayangan terkait pertikaian yang terjadi, ironisnya pelaku dari pertikaian tersebut adalah orang yang sudah berumur. Dan bahayanya jika banyak anak kecil atau remaja baik dari tingkat SMA maupun mahasiswa yang melihat serta menirukan apa yang terjadi. Jika sudah seperti itu, kapan generasi muda Indonesia mendapat contoh yang baik. Sedangkan sebagian besar pemuda Indonesia adalah pengguna jasa angkutan umum.

Arti Kesabaran

Saya rasa tanpa dijelaskan setiap orang pasti sudah pernah mendengar kalimat ini, sebuah kalimat ringan yang sangat sulit untuk diaplikasikan dalam aktivitas keseharian, posisi saya disini bukanlah sebagai orang yang sudah bisa menerapkan kesabaran, melainkan hanya seorang mahasiswa yang sangat berharap dapat bersabar didalam segala situasi serta sangat berharap Indoenesia diisi oleh manusia penyabar.

Definisi sabar terbagi ke dalam tiga perkara menurut Syaikh Salīm ibn ‘Īd al-Hilālī. Pertama, sabar adalah memelihara (menetapkan) jiwa pada ketaatan kepada Allah dan selalu menjaganya, dan memeliharanya dengan keikhlasan serta memperbaikinya atau memperbagus dengan ilmu. Kedua, sabar adalah menahan jiwa dari maksiat dan keteguhannya dalam menghadapi syahwat dan perlawanannya terhadap hawa nafsu. Ketiga, sabar adalah keridhaan kepada qada’ dan qadar yang telah ditetapkan oleh Allah tanpa mengeluh di dalamnya dan keputusasaan.

Pada dasarnya segala sesuatu yang dijumpai tidak terlepas dari nikmat dan musibah, tinggal saat ini bagaimana kita bisa bersabar jika suatu saat musibah datang berkunjung. Sarannya adalah, sangat sulit mengharapkan kesabaran orang lain, yang mudah adalah mengeluarkan kesabaran tersebut sehingga menjadi karakter kita sehingga orang yang melihat dapat mencontohnya secara langsung. Karena, contoh yang keluar dari perbuatan akan sangat membekas dibenak orang-orang yang melihatnya dibandingkan contoh yang keluar dari kalam.

Semoga kita selalu dapat menjaga kesabaran dan menjadi uswah hasanah bagi setiap orang yang melihat.

No comments:

Post a Comment