Asma'ul Husna

Laman

Friday 3 January 2014

Soal Semangat dan Keyakinan


Malam ini, tepat pukul 01.35 sebelum membaringkan tubuh di atas tempat tidur saya teringat akan suatu hal yang melibatkan saya dengan teman saya ketika menjadi peserta di Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) FoSSEI pada bulan maret 2013 silam. Ketika itu kami menjadi peserta pada kegiatan olimpiade Ekonomi Islam yang mempertemukan dengan utusan dari + 60 Universitas seluruh Indonesia, baik dari Sumatera hingga ke Papua.


Kejadian itu berlangsung tepat di hari ke-2 dimana pada hari pertama kami melewatinya dengan mengikuti babak penyisihan yang mengharuskan kami untuk menjawab kurang lebih 80 soal terkait dengan Ekonomi Islam dan sejenisnya. Pagi itu saya hendak berangkat menuju aula dimana tempat pengumuman 15 tim peserta yang lolos ke babak semi final olimpiade akan diumumkan. Sebelum menuju aula saya menyempatkan diri ke tempat sahabat satu tim saya untuk bersama-sama berjalan menuju aula. Kebetulan panitia sengaja memisahkan kami dan mengelompokan kami dengan kontingen lainnya untuk dapat mengenal dan menjalin silaturahim dengan kontingen dari daerah lainnya. Ketika hendak berangkat sahabat saya berkata "Za, saya kok ragu ya ga lolos ke semi final" dengan termenung iya melanjutkan "Bagaimana ini za? bukunya dibawa ke aula atau tidak?" buku yang digenggamnya menandakan apabila dibawa berarti dia yakin jika lolos ke babak semi final, jika tidak dibawa, berarti ia putus asa dan tidak yakin akan lolos ke semi final. Alasannya cukup logis, iya tidak yakin karena dirinya ragu dalam menjawab puluhan soal ketika babak penyisihan. Dan ia merasa bahwa dirinya tidak lebih dari 50% menjawab soal tersebut.

Selang beberapa menit saya menanggapi keluhannya. "ente yakin ga bakal lolos ke semi final? kalo yakin dibawa bukunya, tapi kalo ngga yaudah tinggal aja bukunya di kamar" seraya ia terdiam dan berfikir sejenak. Akhirnya dengan wajah muram sahabat saya berjalan dengan menggenggam beberapa buku di tangan kanannya seraya membaca basmallah sebelum melangkahkan kaki keluar kamar.

Pengumuman pun dimulai, dengan harap-harap cemas kami duduk satu tim mendengarkan pembawa acara membacakan tim-tim yang lolos satu per satu. Alhamdulillahnya tim kami berada di urutan ke-14 dan diberi kesempatan untuk lolos ke babak semi final. Seketika saya melihat wajah sahabat saya, wajah yang tadinya muram secara otomatis berubah menjadi cerah dan penuh optimisme. Saya pun bahagia dan semangat dalam diri bertambah 100%. Dan akhirnya, sekali lagi tim kami diberi kesempatan untuk merasakan juara 2 pada Olimpiade Ekonomi Islam pada acara Temu Ilmiah Nasional 2013 ini. Saya berfikir tidak penting mendapatkan juara berapapun, yang terpenting adalah bagaimana saya dapat mengamalkan ilmu dan memberikan manfaatnya bagi orang banyak.

Pada intinya, disamping kesemangatan yang harus terjaga terdapat satu hal penting yang tidak boleh dilupakan. Yaitu keyakinan, karena pada dasarnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala bersama prasangka hambaNya, ketika hambaNya berprasangka baik, maka kebaikan senantiasa menghampirinya.

Jaga kesemangatan dan tingkatkan keyakinan..!!

Selamat istirahat...

No comments:

Post a Comment