Asma'ul Husna

Laman

Sunday 9 March 2014

IMAJINASI


Maghrib ini saya mengenang kejadian + 17 tahun silam. Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Rikza kecil menjadi anak yang pecicilan kesana kemari tanpa arah dan tujuan. Dengan perawakan yang kurus, kecil, dekil dan rambut sedikit keriting seringkali bertindak tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Ya itulah anak kecil, hampir seluruh anak kecil seperti itu. Terkadang teman-teman di sekolah melihat saya sebagai sosok anak yang nakal, di satu sisi banyak juga yang melihat saya sebagai seseorang yang aktif, karena di hampir setiap kegiatan sekolah saya selalu ada, meskipun hanya menjadi seorang perusuh hehehe...

Terbayang suatu kejadian dimana saya mengubah suatu tumpukan kayu dan papan bekas bangunan menjadi seperti sebuah kendaraan bak tank, entah dari mana ide tersebut muncul yang pasti terjadi begitu saja. Dengan susunan kayu yang amburadul saya mengajak teman saya untuk masuk kedalam susunan kayu tersebut. Didalamnya saya merasakan fantasi yang luar biasa, merasa bahwa saya berada di dalam suatu kendaraan baja yang besar dan siap menembakan senjata ke arah musuh-musuh. Padahal senjata dan musuhnya tidak ada hehehe...

Entah saya tersenyum sendiri mengingat kejadian itu, kejadian konyol yang tidak banyak orang melakukannya, kejadian dimana ketidakjelasan menjadi suatu yang jelas jika dilakukan anak kecil. Saya pun saat ini menyadari bahwa itu adalah imajinasi, yang menurut situs Wikipedia imajinasi merupakan kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide.

Sampai kapanpun setiap manusia memiliki imajinasi. Namun sayangnya, semakin beranjak dewasa ide maupun imajinasi yang dimiliki sulit untuk ditularkan ke dalam alam nyata, menganggap bahwa jika apa yang ada didalam imajinasi adalah hal bodoh yang memalukan apabila dilakukan di alam nyata. Dengannya ide-ide yang terdapat dalam fikiran seakan terpenjarakan dan sulit untuk keluar, oleh karenanya banyak kreativitas-kreativitas yang terpendam dalam diri.

Saya berharap bisa tetap memiliki imajinasi seperti anak kecil, merasakan fantasi dan pengalaman luar biasa, bagaikan menjadi diri sendiri tanpa disetir oleh orang lain, memuntahkan seluruh kreativitas sehingga merasa seperti orang yang paling bahagia di muka bumi ini. Karena meski bagaimanapun juga, menjadi diri sendiri itu lebih baik.



No comments:

Post a Comment