Asma'ul Husna

Laman

Wednesday 28 May 2014

Cerdas Memilih


Katanya sekarang musimnya politik, pesta demokrasi dan pestanya rakyat, tapi saya sama sekali tidak memahami arti sesungguhnya dari pesta yang dimaksud. Karena setahu saya pesta merupakan suatu acara yang didalamnya dihiasi kesenangan dan kebahagiaan antara dua orang atau lebih, jika sendirian mungkin itu hanya kebahagiaan pribadi.


Akhir-akhir ini saya sering menghabiskan waktu di rumah, tidak seperti biasanya yang seringkali berjalan mencari pembelajaran untuk mengetahui realita yang ada. Ingat, realita lho ya, bukan ungkapan mulut semata yang faktanya masih diragukan. Hal ini karena ada beberapa tugas kuliah yang saya harus diselesaikan dengan baik dan cepat.

Ditemani laptop, buku-buku dan cangkir minuman hampir setiap hari, terkadang saya merasa jenuh sampai mengaktifkan internet untuk memainkan game sekedar melepas penat, disamping itu saya menyempatkan diri untuk menonton berita agar tidak ketinggalan informasi. Ada yang menarik dalam pemberitaan akhir-akhir ini, seperti yang telah dituturkan sebelumnya bahwa katanya sekarang musimnya pesta rakyat. Ya suguhan berita politik seakan bahan hangat yang selalu ingin disajikan setiap saatnya, katanya berhubung sebentar lagi ada pemilihan umum bakal presiden dan wakil presiden untuk Indonesia lima tahun kedepan.

Uniknya dari pemberitaan terkait politik ini, terdapat stasiun televisi yang sangat jelas menyudutkan pihak tertentu dan mengagung-agungkan pihak tertentu, dan parahnya hal ini tidak hanya merambah dunia televisi, melainkan dunia internet yang notabene di Indonesia terdapat berjuta-juta pengguna aktif hampir setiap harinya. Mungkin jika yang disampaikan hal informatif yang bersifat membangun itu tidak akan menjadi persoalan, bahkan akan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Namun sayangnya seringkali saya dapatkan berita-berita di internet bersifat menjatuhkan dan menyudutkan salah satu pihak terkait. Dengannya pemuda-pemudi yang sok mengikuti perpolitikan tanpa mau mencari tahu kebenarannya ikut menyebarkan berita bodoh penuh penipuan tersebut. Menjadikan diri mereka bagaikan burung kakak tua yang hanya mengatakan apa yang tuannya katakan.

Atas kejadian tersebut saya sempat pesimistis bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang bersih, bukan hanya bersih dari sampah berbentuk benda padat maupun cair. Namun juga bersih dari sampah fikiran, perkataan, dan perbuatan. Namun, untuk apa saya hidup sampai saat ini jika masih menyimpan pesimisme, saya yakin dan sangat yakin bahwa setiap dari kita memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik, dengannya saya mengajak kepada para pemuda-pemudi untuk terus mempelajari apa yang perlu dipelajari, melihat apa yang perlu dilihat dan mengawasi apa yang perlu diawasi. Bukan mengikuti apa-apa yang jelas menyudutkan satu pihak terkait.

Cerdas lah dalam memilih, menjadi generasi terbaik, membersihkan segala sampah dan tidak membuang sampah. #PemudaIndonesia

No comments:

Post a Comment