Asma'ul Husna

Laman

Tuesday 20 May 2014

Mewariskan Masa Depan

Cirebon, Selasa 20 Mei 2014

Pukul 09.00 kereta yang saya tumpangi memasuki stasiun Cirebon, kereta Cirebon Express yang berangkat dari stasiun Gambir pukul 06.00 menempuh perjalanan + 3 jam sampai akhirnya tiba di tujuan. Pada perjalanan kali ini saya diberi kesempatan untuk menyambangi kota Cirebon, dengan tujuan menambah pengalaman meski terdapat tujuan utama. Bersama satu rekan saya, kami menunggu jemputan untuk mengantarkan kami menuju tempat penginapan.


Orang yang berbaik hati menjemput kami pun tiba, dengan ramah beliau mempersilahkan kami untuk memasuki mobil, didalam mobil kami berbincang mengenai kondisi perekonomian di Cirebon khususnya sektor UMKM dan perbincangan-perbincangan lainnya. Sebelum menuju ke tempat penginapan beliau mengajak kami untuk menyambangi Islamic Centre At-Taqwa Cirebon. Beliau mengajak kami untuk melihat guest house disana, sekaligus menawarkan kami untuk menginap didalamnya. Namun, berhubung tujuan kami jauh dari lokasi maka kami menolaknya dengan ramah.

Sebelum meninggalkan guest house ketika kami sedang menunggu, kami melihat gerombolan murid-murid Sekolah Dasar keluar kelas dan melangkahkan kakinya untuk menuju rumah masing-masing, kami melihat semua murid dijemput orang tuanya, saya berfikir "barang kali habis ada acara di sekolah tersebut". Banyak dari mereka dijemput menggunakan kendaraan pribadi dan ada juga yang berjalan menuju jalan raya guna menaiki angkutan umum.

Saya melihat sesosok ayah bersama anaknya membawa piala yang cukup besar untuk anak SD, berjalan menyusuri lapangan untuk menuju jalan raya. Tiba-tiba teman saya mengatakan, Za, difoto harusnya orang itu, seketika saya teringat bahwa saya sedang memegang kamera DSLR dan langsung mengaktifkannya, sayangnya orang tersebut sudah jauh dan saya tidak mendapatkan gambar yang baik.

Terbayang dalam benak saya ketika melihat orang tua dengan anaknya membawa piala, ya piala, paling bagi orang yang memiliki kemampuan dengan mudahnya mereka membeli piala dan dipajang di rumahnya untuk hiasan. Namun, hal tersebut akan sangat memiliki makna berbeda ketika ada orang yang biasa-biasa saja mendapatkan piala karena usaha yang dilakukannya. Ketika pertama anak-anak berhamburan banyak dari mereka yang dijemput orang tuanya dengan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor tanpa membawa piala, anak-anak tersebut bercanda dengan sahabat-sahabatnya sampai sebelum memasuki mobil. Saya tersenyum membayangkan ayah dengan anaknya yang berjalan kaki menyusuri lapangan panas-panasan, dalam hati saya bergumam, ayah itu mengatakan kepada anaknya "nak, mungkin ayah belum bisa mengantarkanmu menggunakan mobil, tapi ayah berusaha dapat mengantarkanmu ke gerbang kebahagiaan.

Intinya, siapapun kamu, apapun kamu alangkah bahagianya jika kita dapat berprestasi untuk dapat memberikan senyuman kepada orang tua. Berprestasilah :)

No comments:

Post a Comment