Asma'ul Husna

Laman

Thursday 24 April 2014

Budaya Menulis

Sempat merasakan kenikmatan menulis beberapa tahun terakhir, merasa dengan menulis saya dapat sedikit mengekspresikan pengalaman yang terjadi setiap detiknya, juga menumpahkan sedikit ilmu yang didapat dari kehidupan ini. Lambat laun saya pun sadar bahwa menulis adalah aktivitas ringan dengan kekayaan akan makna. Dengan menulis juga membiasakan diri untuk dapat mempertahankan budaya memanfaatkan waktu untuk suatu hal yang produktif.

Sayangnya saya merasakan nikmatnya menulis baru setelah saya menginjakkan kaki di bangku perkuliahan, ketika melihat teman-teman saya suka menggerakkan jari-jari mereka di atas keyboard dan melahirkan paragraf demi paragraf yang kaya akan ilmu. Dari sanalah saya mulai mencoba untuk menggerakkan jari-jari demi membuat kalimat demi kalimat. Sebelumnya, saya hanya mendapatkan nasihat dan nasihat dari para guru tanpa adanya contoh langsung bagaimana agar saya dan teman-teman suka menulis. Kami hanya suka untuk bermain tanpa memperdulikan nasihat dari guru, karena kami merasa nasihat itu hanya lewat tanpa masuk ke alam bawah sadar kami.

Tidak heran jika banyak dari mereka yang suka menulis adalah mereka yang menemukan kenikmatan menulis dengan sendirinya. Hal ini akan berdampak buruk jika bangsa ini minim akan penulis-penulis yang menikmati aktivitasnya, akibatnya budaya menulis di negeri ini amatlah rendah.
“Minat menulis jurnal ilmiah di Indonesia masih rendah. Data dari Scientific American Survey (1994) menunjukkan kontribusi tahunan Scientist dan Scholars Indonesia pada pengetahuan (knowledge), sains dan teknologi hanya 0,012 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan kontribusi Singapura yang mencapai 0,179 persen. Tentu kalau dibandingkan dengan sumbangan ilmuwan di AS tidak signifikan karena disana mencapai 20 persen,”papar peneliti dari Jurusan Kimia FMIPA UGM, Prof.Dr. Mudasir, M.Eng saat mengisi Workshop Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional dan Internasional bagi mahasiswa S3 di Fakultas Biologi UGM, Selasa (22/04/2014) sebagaimana keterangan resmi UGM. (krjogja.com)
Pernyataan di atas jelas sangat buruk dibandingkan jumlah populasi di negeri ini yang mencapai + 250 juta jiwa. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah memberikan teladan kepada para generasi selanjutnya agar menikmati setiap tulisan-tulisan yang dibuatnya, memasukkan ke dalam fikiran mereka bahwa menulis adalah salah satu penunjang yang dapat memajukan negeri ini. Dengan tujuan, Indonesia terlepas dari kebodohan serta rendahnya moral dan adab bangsa. Selamat menulis.

No comments:

Post a Comment