Asma'ul Husna

Laman

Wednesday 10 August 2011

kewajiban memberikan "hak' kepada kerabat dekat, fakir miskin, dan musafir

Landasan kehidupan ekonomi dalam masyarakat Islam adalah suatu keyakinan bahwa semua harta itu sebenarnya hanya milik Allah SWT semata. Dialah yang mengatur segalanya, sedangkan manusia hanya memegang amanah atau pinjaman dari-Nya. sebagaimana dijelaskan oleh Al Qur'an Al Karim :
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

International :
Do they not see that Allah extends provisions for whom He wills and restricts (it)? Indeed, in that are signs for a people who believe.
(Ar Rum : 37)
Indonesian :
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nyaa dan dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
(Ar Rum : 37)
فَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
International :
So give the relative his right, as well as the needy and the traveler. That is best for those who desire the countenance of Allah, and it is they who  will be the successful.
(Ar Rum : 38)
Indonesian :
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhoan Allah, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Ar Rum : 38) 

dua potongan ayat dalam surat ar rum (37-38) di atas memiliki kandungan luar biasa tentang kehidupan antar umat manusia di muka bumi, di dalamnya dijelaskan akan kewajiban menyisihkan rizki yang Allah SWT berikan kepada kerabat dekat, fakir miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan (musafir)

karena Allah lah pemilik harta benda, Dia yang menciptakannya dan yang menciptakan sumber produksi serta memudahkan sarana bagi manusia untuk mendapatkannya (rizki), maka tidak diperkenankan bagi manusia untuk berlaku serakah terhadap apa-apa yang telah disediakan-Nya di muka bumi ini.

oleh karenanya, setiap individu dari manusia harus meyakini bahwa harta hanyalah titipan ilahi, Semua harta Allah izinkan untuk dimanfaatkan di jalan-Nya dalam hal kebaikan bukan dalam kejelekan, seperti yang tertera dalam ayat di atas agar dapat berbagi dengan kerabat dekat, fakir miskin serta kepada para musafir. jika harta yang dimiliki diambil oleh-Nya maka memang itu kehendak-Nya, karena Dialah yang melapangkan rizki manusia maupun yang menyempitkannya, tidak boleh protes, tidak boleh mengeluh, serta tidak boleh ada yang merasa tidak suka karena pada hakikatnya manusia tidak memiliki apapun di alam raya ini.

ridho atas apa-apa yang Allah berikan, maka seakan-akan manusia (yang ridho) akan merasakan bahwasannya ia menjadi orang yang kaya, hal ini merujuk kepada pepatah timur tengah dan semoga kehidupan manusia dihiasi dengan indahnya berbagi diantara sesama, sehingga tmbul rasa tenggang rasa dan saling menghargai demi terciptanya kehidupan rukun antar umat manusia di muka bumi ini.

No comments:

Post a Comment