Asma'ul Husna

Laman

Tuesday 12 November 2013

MANGKUK KAYU


Seorang lelaki tua tinggal bersama anak laki-lakinya, menantu dan cucunya yang baru berusia empat tahun. Tangan lelaki tua itu gemetaran, matanya kabur dan jalannya tertatih-tatih.

Keluarga ini selalu makan bersama di meja, namun tangan orang tua mereka yang gemetaran membuat makan menjadi peerjaan yang sulit baginya. Pastei (pie) menggelinding dari sendok jatuh ke lantai. Bila ia meraih gelas, susu tumpah membasahi taplak meja. Anak dan menantunya menjadi jengkel karena kotoran yang diakibatkannya.

“Kita harus berbuat sesuatu terhadap ayah,” kata si anak. “Aku sudah tidak sabar lagi melihat tmpahan susu, berisiknya kunyahan dan makanan yang jatuh ke lantai.”

Kemudian suami itu menyediakan meja kecil di pojok rumah. Di meja ini ayah mereka makan seorang diri. Karena sang ayah juga memecahkan satu atau dua piring, maka makanan di meja kecil ini disajikan dalam mangkuk terbuat dari kayu.

Bila keluarga itu melihat sekilas ke arah lelaki tua itu, terkadang tampak matanya berkaca-kaca selagi ia duduk sendiri. Apabila sang kakek menjatuhkan garpu atau menumpahkan makanan, mereka meegurnya dengan keras. Sang cucu yang berumur empat tahun diam-diam menyaksikan semua itu.

Suatu petang, sebelum makan malam, sang ayah menyaksikan anaknya bermain-main dengan potongan kayu di lantai. Dengan manis ia bertanya, “lagi bikin apa, nak?”

Sang anak dengan manja menjawab, “Oh.., aku sedang membuat mangkuk kecil untuk makan papa dan mama bila aku sudah besar nanti.”

Anak umur empat tahun ini tersenyum manis lalu kembali bekerja.

Kata-kata si anak menampar kedua orang tuanya sehingga mereka tak kuasa berkata-kata. Air mata mulai mengalir di pipi mereka. Meskipun keduanya tidak berbicara, tap mereka tahu apa yang harus segera dilakukan.

Malam itu juga, sang suami memegang dengan lembut tangan ayahnya lalu membimbingnya ke meja keluarga. Sejak hari itu, lelaki tua itu makan lagi bersama keluarganya. Dan suami istri itu tidak lagi memperdulikan garpu yang jatuh, susu yang tumpah dan taplak meja yang kotor.

(Author Unknown)

No comments:

Post a Comment